Hari ibu 22 desember
- ChaKa ChaKa

- Dec 22, 2018
- 2 min read
Hari ibu dan persoalan ibu hari ini 22 Desember menjadi hari dimana banyak dari kita mengatakan "happy mother's day" kita memberikan ucapan2 kecupan bahkan kepada ibu-ibu kita Sebelum kita flash back tentang bagaimana cikal dan bakal hari ibu diperingati Baiknya kita memahami dulu persoalan yang mendera ibu per hari ini Ibu hari ini /calon ibu dimasa depan sangat memberikan dampak luar biasa bagi kehidupan keluarga Membaca data jumlah janda perhari ini Saja kita bisa melihat bagaimana seorang ibu memilih "menyendiri" dalam membesarkan sang buah hati artinya kapasitas seorang ibu perhari ini ternyata juga beralih menjadi pengambil kebijakan /keputusan Wanita yang memutuskan. Begitulah kira2.. Tuntutan dari para ibu perhari ini semakin kompleks tidak hanya ingin "out of the box" berjuang keluar dari zona domestik tanpa meninggalkan zona zona domestik tuntutan gaya hidup yang luar biasa menerpa wajah2 mereka sehingga para ibu perhari ini lebih memilih kehabisan beras daripada kehabisan beras. Lebih memilih untuk bertahan dengan "nyaman" atau keluar mencari "kenyamanan" posisi ini sudah terbaca setelah munculnya gerakan-gerakan wanita penyadaran akan wanita tidak hanya bisa berkreasi diarea rumah tangga juga membuat para ibunda perhari ini lebih tertarik berkreasi diluar areanya, offset siapa yang bisa berani berkata bahwa itu hal offset tidak. Bisa dilihat di media-media lebih masif mana promosi kosmetik wanita/ pria ini menandakan bahwa pasar sudah membaca potensi para ibu untuk menggerakkan roda usaha mereka. Per hari ini para ibu tidak lagi dituntut untuk bisa memasak masakan "mewah" dirumah dengan sistem digital yang terbuka bagi siapa saja tak ayal pun seorang ibunda membaca peluang ini agar mempermudah "kerja" domestik mereka. Jika dulu para ibu mampu menafkahi dengan "adil ke-7 " putra dan putri nya namun perhari ini , para ibu lebih memilih memuaskan diri dengan lebih memfokuskan diri dan kepentingan "eksistensi" diri. Karena ibu lah yang mampu menentukan berapa "jumlah" keluarga yang ada didalamnya. Harapannya perhari ini para ibu memahami bahwa ada "behind of power" yang mereka miliki selain berkutat pada area2 kerja tanpa "apresiasi" (cuci baju, ngepel dsb) namun dari area non apresiasi ini lah sang ibu "paling " berpengaruh. Para ibulah yang menentukan hari ini makan enak apa makan sederhana, para ibulah yang menentukan baju anggota keluarganya perlu di cuci,disimpan atau dibuang. Sedemikian berpengaruhnya seorang ibu sampai disebut "surga berada dibawah telapak kaki ibu" .







Comments