brotherhood
rasa kekeluargaan, yang dibangun guna mendapatkan rasa nyaman jika diperas akan menjadi persatuan dan kesatuan. dalam diskusi panjang dengan sebuah club motor di probolinggo, aku merasa iri dengan berani aku bertanya apa yang sebenarnya kamu cari disepanjang jalan negeri ini, luasnya negeri ini sama dengan 8 negara eropa dari merauke sampai aceh sana. dengan terkekeh dia menjawabnya, keluarga, bolo dan dolor. rasa ini aku miliki saat berpetualang bertemu dengan sesama club. aku pun terdiam dalam keheningan sejenak aku menatap keluar. mengingat sebuah hadits nabi muhammad saw (muslim yang satu adalah saudara bagi muslim yang lain), tak ada gamis, tak ada kopiah tak ada sarung disana. simbol pakaian ala-ala keislaman tidak tertonjolkan dalam aspek pola pemikiran dan tindakan. ditarik lagi mengingat kisah-kisah kehidupan masa lalu, bahwa abu jahal dan abu lahab pun bersurban dan bergamis, dalam buku kang dedy bupati purwakarta pakaian diistilahkan hanya sebuah identitas kedaerahaan. sampai pada pertanyaan yang lebih liar berkeliaran didalam alam pikiran, apakah didalam keluarga sudah tidak ada rasa kekeluargaan antar anggota keluarga sampai rasa kekeluargaan itu harus dicari disepanjang jalan negeri?. apakah antar keluarga sudah tidak ada istilahnya (brotherhood) persaudaraan sampai harus keluar rumah untuk mencari "keluarga yang lain"dan mendapatkan rasa kekeluargaan itu sendiri. apakah dalam tubuh keluarga sebenarnya sudah tidak ada keluarga?. sampai kepada ujung pembicaraan yang panjang dan mengarah kepada satu tujuan ideal, aku berpesan tolong dijaga dan dirawat para pemuda yang ada dibawah koordinasimu, karena pemuda aset bangsa pemuda aset negara yang berharga dan sangat mahal harganya, karena ditangan merekalah nasih kedepan bangsa akan kemana