LANDSCAPE

pagi ini akan sama, sama-sama rutinitas menghilangkan waktu dari waktu itu sendiri pembahasan melebar, pikiran kosong sama kosongnya seperti tulisan pagi ini, "kemana kamu mau pergi toni?" dengan sambil kusut aku menyahut "kesana". kesana entah kemana aku = mereka menggelandang berpetualang dalam kebingungan yang berawal dari keraguan yang kuciptakan. bertanya kepada diri, apa sebenarnya tujuan ayah dan ibuku mengirimku kedunia ini? malaikat dan setan tidak pernah tahu nama-nama benda yang ada didunia, kenpqa wujudku berupa manusia yang sempurna tapi membatasi diri dan diri ini dibatasi, melebar jauh lebih dalam keinginan berdialog dengan yang menciptakan kehidupan. :bacalah: toni, semua tidak jadi dengan sendirinya tanpa adanya campur tangan manusia yang mewujudkannya. melakukannya, membunuhnya, menjatuhkannya, mebantunya, mensukseskannya, bacalah. ada keraguan kenapa aku harus menghabiskan waktu, kenpa waktu bisa habis sedangkan aku tak pernah menghabiskannya, omong kosong dengan setiap perubahan dan janji politik para pemain "dagelan-dagelan" drama pertengkarannya. tapi manusia ber politik manusia berfilsafat äku ada karena aku berfikir" dalam semua hal menjadi melebar menjadi kesempatan yang seharusnya tidak disia-siakan. "kamu kalah dengan para penjaja malam". perjam mereka bisa mendapatkan rupiah dari sana. sedangkan kamu malah merasa tidak berdaya dengan tetap membiarkan ketidak berdayaan menikammu habis. terus diam dan melakukan pendiaman yang akhirnya mengarah kepada kepatuhan yang di garis miringkan dengan perbudakan, maka kelas dapur akan menjadi tempat yang sangat sempurna bagi yang menikmatinya. semakin dalam, didapur ada panci, ada gelas, ada sendok. tulisan ini semakin membuat dan mengarah kepada tong sampah. keraguan dalam jiwa yang pada akhirnya memberikan aspek kepada hilangnya diri ketika disadari bahwa diri sedang bahkan sudah tiada, maka wujud fisik sebagai hegemoni bahkan terjerumus menjadi komoditi hal yang dianggap bahkan harus dilumrahkan terjadi, jual diri melalui unjuk gigi diatas kertas-kertas kompetisi. nikmat mana lagi yang kau dustakan. andai kebahagiaan tidak dimonopoli tidak hanya soal diri sendiri. tapi mau berani berbagi. berbagi sesuap nasi, sesuap mie. kenapa lebih condong untuk mempertahankan diri dengan menghabisi yang (manusia yang satu adalah serigala bagi manusia yang lain).