WANITA DIMATA SAYA

wanita dimata saya itu adalah seperti emak saya, yang selalu merawat saya dengan segala kesibukannya, tangguh tak mudah rapuh. meskipun kehidupan silih berganti kepemimpinan meskipun kadang kala menusuk dari belakang, meskipun penyakit ganas kadang menggerogoti tubuhnya tapi dia tetap selalu ada untuk saya. mendengarkan curhatan saya dan berkeluh kesah soal kebutuhan saya yang saya tidak bisa curhat dan katakan kepada abi saya saya tumpahkan semuanya kepada emak saya.

al um kalo bahasa arabnya, ketika mengkitu pengajian siapa yang sebenarnya perlu kamu hormati dan sayangi nabi menjawan ibu,ibu dan ibu.

itu adalah teori masa lampau yang sudah mulai ditinggalkan. sekarang wanita lebih suka berada diluar kerajaannya, menjadi panglima dalam segala zona pertarungan kekuatannya seolah terlihat ketika dia sedang dalam keadaan bertarung dengan dunia diluar sana. pemahaman yang diberikan tentang wanita, soal dapur,kasur, sumur menjadi hal yang sangat menjijikan dan membosankan bagi kalangan wanita muda sekarang. keceriaan, kecantikan dan keanggunan hanya soal mode dan trend yang bisa diperlihatkan diluar dunianya.

dongeng-dongeng atau bahkan legenda-legenda cut nyak dien yang setalah perjuangan dibuang dan bahkan terasingkan dari lingkungan ,kisah nyiajeng kartini yang rela dibuang dari keraton hanya untuk membangkitkan semangat para wanita untuk sekolah dan sadar akan peran dan tanggung jawabnya. tak muluk jika seorang wanita dianggap sebagai sekolah pertama bagi seorang wanita karena memang wanitalah yang bisa memahami manusia yang dilahirkannya. ketika dia beranjak dewasa. wanita akan lebih kepada perasaan dan insting. seperti juga sayidah fatimah, sayidah khotijah dengan penuh kerelaan dan kepatuhan ikut dalam menegakan dan mensyiarkan islam dengan cara menjadi makmum yang taat.

peran wanita domestik dan non domestik menjadi hal yang seolah berbeda

padahal keduanya sama. sama-sama dijalani wanita