rumput dan semut

Pagi itu seperti pagi-pagi sebelumnya, si semut menengadah melihat pucuk rumput yang sangat tinggi, gumam semut dalam hati “kemarin,hari ini,esok dan nanti kupastikan kukan mencapai pucuk rumput itu agar aku menjadi lebih tinggi,huahahaha”. Ketawa semut dalam hatinya. Melihat dia kepada segerombolan semut yang lain yang mulai menggerak-gerakkan antenanya dan saling tegur sapa antar sesame semut untuk memberi tahu letak makanan yang akan dikumpulkannya sekarang, bergegas iya berlari kearah kerumunan itu, dan bertanya “dari mana saja kau semut?” dijawab dengan nada tegas olehnya, aku baru saja melihat pucuk rumput yang menjulang tinggi dan suatu saat aku akan menaikinya, terkekeh sambil terpingkal-pingkal teman sisemut “hahahaha, kamu mau naik keatas sana”, hahahaha. Sisemut merasa aneh dengan temannya dia melaluinya tanpa menghiraukan tawaannya, dan bergabung dengan gerombolannya. Sirumput hanya melihat sisemut dengan kewibawaannya, tetap tegar berdiri, diinjak, terkena sinar panas matahari yang kadangkala menyengat bahkan tenggelam dalam air hujan pun dia tetap terlihat menjulang tinggi bagi sisemut.
“tralala,trilili” siulan sisemut sepanjang jalan mencari makan, bola mata sisemut selalu berbinar-binar ketika dia melihat rumput yang tingginya menjulang, “wow, istimewa”. Sesekali sisemut memuji si rumput karena kegagahannya, jangankan pujian angin kencang saja tak dia hiraukan,sirumput tetap tak bergumam dengan kewibawaannya, dia tetap berlambai-lambai ketika diterpa angin-angin kecil dan kuat diterpa angin kencang.
Kala itu hujan lebat menerpa ladang rumput dan rumah sisemut, jika sisemut-semut yang lain berhamburan, lain halnya sisemut ini entah apakah karena besar keinginannya atau karena karena besarnya niatnya, hujan dia lewati saja meskpun tubuh kecilnya kadang kala terpingkal-pingkal menghindari tetes demi tetes air hujan, sambil perlahan langkhanya menikmati hujan menuju ke dalam lubang